SURABAYA - Camat Simokerto Noervita Amin mendapatkan pengalaman baru kemarin (23/4). Untuk kali pertama, sebuah karya seni Pirografi berhasil dibuatnya. Menggunakan solder, dia melukis pemandangan gunung dan sawah pada centong nasi kayu.
Pelatihan Pirografi tersebut digelar di SMP Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI) 1, Simokerto. Meski lukisan yang dibuat terlihat simpel, Noervita mengaku cukup kesulitan menyelesaikannya. "Kelihatannya gampang, seperti gambar di kertas. Ternyata, membuat Pirografi susah ya. Mungkin karena pertama kali. Jadi, tangan masih kaku. Biasa gambar pakai pensil, ini menggunakan solder panas," kata Noervita.
Kendati demikian, hal tersebut menjadi tantangan baru baginya. Begitu juga bagi para peserta lain yang berasal dari Kader Surabaya Hebat (KSH). Menurut dia, pelatihan Pirografi harus berlanjut. Selain menekan volume sampah dengan proses daur ulang, seni Pirografi dapat menghasilkan cuan bagi masyarakat setempat. "Ada sekitar 200 UMKM binaan kami. Mayoritas bergerak di bidang kuliner. Dan pembuatan seni Pirografi masih jarang. Melihat nilai jual yang tinggi, pembuatan seni Pirografi harus dikembangkan," ujarnya.
Pirografi adalah seni dekorasi dari kayu atau bahan lain dengan cara membuat gambar dari hasil pembakaran. Peralatan yang digunakan cukup simpel. Yaitu, solder dan material kayu. Misalnya, centong atau talenan bekas. Daripada tidak terpakai dan dibuang, lebih baik diolah menjadi barang berharga. "Bisa dijadikan pajangan di rumah atau bisa juga buat kado," ucap dia. Selanjutnya, pelatihan akan digelar di setiap kelurahan. Yaitu, Kelurahan Kapasan, Sidodadi, Simokerto, Simolawan, dan Tambakrejo.
Kepala SMP YPPI 1 Titris Hariyanti Utami mengatakan, pelatihan Pirografi digelar dalam rangka memperingati Hari Bumi, yang jatuh pada 22 April. Pihaknya mengajak masyarakat melakukan daur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat. Pelatihan diikuti oleh 65 warga dari Kelurahan Kapasan. Selain Pirografi, beberapa pelatihan juga diberikan. Yaitu, membuat terarium, hidroponik, dan melukis di atas tas belanja berbahan kain. "Selain guru, para murid juga dilibatkan untuk mengajari peserta," kata Titris.
Upaya untuk meningkatkan kreativitas warga sekitar akan terus diberikan. Tidak sampai di sini, para warga juga akan diberi pelatihan lainnya. Misalnya, membuat batik dan belajar public speaking.
© yppi.sch.id, All Right Reserved.
Designed By IT YPPI